BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sumber Daya Alam (SDA)
lebih banyak di Desa Desa mulai pertanian, perkebunan dan hasil olahan lainnya.
Potensi Desa khususnya di Kabupaten
Tangerang sebanyak 246 Desa dengan jumlah 29 Kecamatan dan Jumlah Penduduk
Kab.Tangerang sebanyak 3.157,789 sumber BPS DDA tahun 2014.Keberadaaan Desa
yang ada di Kecamatan saat ini, Pemerintah sedang mengiatkan dan mengangkat
potensi produk yang berbasis dari Desa. Perkembangan
dan kegiatan Desa selalu memberikan supply semua produk ke Kota, oleh karena
itu Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di Desa agar tetap dapat bersaing
untuk melawan produk dari Negara lain perlu dipersiapkan untuk menghadapi MEA (
Masyarakat Ekonomi Asean).
Setelah keliling menelusuri potensi Desa
yang ada di Kabupaten Tangerang kami dapat mengambil beberapa jenis produk yang
dapat di unggulkan sesuai daerahnya sebagai berikut:
1.
Potensi Daerah Pertanian
2.
Potensi Daerah Pesisir Pantai
3.
Poteni Daerah Kerajinan
4.
Potensi Daerah Alas Kaki
Atas dasar potensi daerah tersebut kami akan mengambil
peluang untuk membuat Lembaga Kursus dan
Pelatihan yang dapat menciptakan SDM
yang terdidik , terlatih dan siap terjun ke dunia Lapangan Kerja.
Dengan master plan yang
sesuai potensi Desa atau kawasan tersebut degan tujuan agar tidak terjadi
tumpang tindih dan tertukar, seperti potensi masyarakat pertanian dengan yang
cocok tetapi di berikan Pemberdayaan Masyarakat dan pelatihan Wirausaha Baru
dengan membuat Alas Kaki dan apabila terjadi maka output yang diberikan tidak
akan bertahan lama dan tidak akan tercapainya Produk Unggulan Daerah.
2. Permasalah
Jumlah penduduk Kabupaten
Tangerang berdasarkan data BPS Kabupaten Tangerang DDA tahun 2014 sebanyak 3,157,780 Juta Jiwa Jumlah penduduk pribumi maupun pendatang yang
sudah menentap lama. Penambahan penduduk ke Tangerang dikarenakan Tangerang menjadi penyanggah Ibukota
Jakarta dan Kabupaten Tangerang telah menjadi Kota Industri besar maupun kecil,
Berdasarkan hal tersebut dapat memberikan dampak persaingan dunia kerja bagi
pelajar di Kabupaten Tangerang yang tidak memiliki keterampilan sehingga harus
bersaing dengan pencari tenaga kerja dan tenaga kerja yang telah memiliki
keterampilan.
Banyaknya lulusan
Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan setiap tahunnya dan data Disnakertran jumlah pengganguran sekitar 152.235 yang ada di Kabupaten Tangerang (sumber Job
Fair 2015 di kab. Tangerang).
Pertambahan lulusan yang
cukup banyak dan bertambah tiap tahunnya kami mengambil pokok permasalahan yang
dapat kami usulkan yang menjadi isu penting dalam hal menciptakan lapangan
kerja dan mengurangi pengangguran yang banyak di masyarakat sebagai berikut :
1. Tenaga
Kerja tidak diterima pasar.
2. Pemberdayaan
Usaha Mandiri
3. Hubungan
Kerjasama dengan Dunia Industri
4. Kurangnya
Informasi tentang siswa yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjut.
Tenaga kerja di terima
pasar pun ada yang memiliki keterampilan (terlatih) dan tenaga kerja yang
terdidik, sedangkan untuk tenaga kerja yang
tidak diterma pasar harus dibekali dengan keterampilan agar siap masuk dunia kerja atau dan mau menciptakan Wirausaha baru.
Sumber Daya Manusia
Pengangguran ini yang agak susah di prediksi karena tidak mau masuk di dunia
kerja maupun tidak masuk di pasar kerja karena tidak memiliki mental untuk
maju.
3. Tujuan
Sesuai dengan ruang lingkup identifikasi masalah
yang di sebutkan diatas, kami rumuskan sebagai berikut :
1.
Merumuskan permasalahan yang dihadapi
oleh pencari kerja dari lulusan Sekolah Menengah atau Perguruan Tinggi.
2.
Membuat Balai Latihan Kerja yang dapat
memberikan solusi untuk pasar kerja yang terlatih dan terdidik.
3.
Membuat Program Wirausaha Baru bagi masyarakat
yang tidak di terima di Dunia Kerja.
4.
Membuat Workshop melalui Lembaga Kursus dan Pelatihan di
sesuaikan dengan penyedia lapangan kerja di Dunia Industri Profesional.
Uraian dari beberapa
pokok tujuan di atas kami akan memberikan solusi, Peranan Lembaga Kursus dan
Pelatihan Topibambu Foundation ini yang dapat memberikan jalan keluar yang
lebih banyak karena keterlibatan dengan Masayarakat di Desa lebih cocok dan
menjadi bagian penting dalam hal Pemberdayaan, Pelatihan dan menciptakan Wirausaha
Baru (WB). Sehingga siap melatih Sumber Daya Manusia yang di Desa yang siap
bersaing dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA).
Semoga Tujuan Lembaga
Kursus dan Pelatihan dan didukung Instruktur Profesional dalam bidangnya dan LKP tersebut mengangkat keterampilan
berbasis lokal yang mampu bersaing dengan perkembangan jaman, semoga dengan LKP
yang tumbuh di berperan desa dapat menciptakan One Village One Produk (OVOP)
yang telah di atur dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia No.9 tahun
2014 “ Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah”
4.
Strategi
Pemecahan Masalah.
Permasalahan
yang di hadapi di dunia kerja untuk mengentaskan pengangguran adalah
menggunakan strategi Manajeman Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk memberdayakan potensi
SDM (peserta kursus) bakat dan
kreatifitas agar dapat menciptakan produk dan jasa. Peranan LKP Topibambu
Foundation ini memberikan inovasi kepada peserta kursus dari pengembangan Kerajinan
anyaman bamboo dan roatan untuk di buat
inovasi berupa Kopiah Bambu, Sajadah Bambu, tas bamboo, dompet bambu, aneka
produk rotan furniture dan aneka keranjang parsel.
Dengan
pengembangan SDM melalui LKP materi pelatihan/workshop yang disesuaikan untuk
tantangan masa depan sehingga peserta didik dapat menciptakan lapangan kerja
atau menjadi Wirausaha Baru (Enterpreneur)
Persaingan
dunia kerja dan penciptakan lapangan kerja untuk Wirausaha Baru merupakan tantangan besar
dengan banjirnya produk cina yang beredar dipasaran dengan harga yang sangat
murah baik bidang Elektronik maupun kerajinan. Banyaknya permasalaham itu yang
terjadi saat ini, Peranan dunia Pendidikan harus meningkatkan dan mengembangkan
kreatifitas atau inovasi produk untuk Industri Skala Kecil misalnya kerajinan
berbasis keterampilan agar menciptakan efesiensi biaya untuk mengatasi persaingan
biaya dan kualitas.
Mengapa
Lapangan kerja atau Dunia Industri tidak menerima para pelajar yang baru lulus,
hal sederhana yaitu belum siapnya untuk bekerja karena belum memiliki
keterampilan yang di butuhkan. Kebutuhan Pasar kerja di Kabupaten Tangerang
dengan sebutan Kota 1000 Industri dapat di bagi menjadi 2 yaitu Tenaga Kerja
Terlatih dan Tenaga Kerja Terdidik.
Tenaga
Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang siap bekerja dengan di bekali berbagai
disiplin ketermapilan yang telah menjalankan program di Balai Latihan Kerja.
Untuk
Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga kerja yang siap bekerja yang telah dilatih
di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), berupa kursus Elektronik, Kursus
Keterampilan membuat kue, Ketrampilan Komputer, Bengkel, Service HP, Tata
Busana, Tenisi Komputer Hardware& Software dan pelatihan Sablon.
Pertambahan
penduduk di Kab.Tangerang kian meningkat, Jumlah besar ini akan memberikan
dampak positif sebagai penyedia dan penggerak kegiata ekonomi. Akan tetapi
besarnya pertumbuhan populasi yang tidak di iringi peningkatan kapasitas
keterampilan untuk menghadapi tantangan zaman akan melahirkan kesenjangan
social dan permasalahan kemiskinan kultural.
Kemiskinan
Kultural muncul karena factor budaya dan mental masyarakat yang menndorong
hidup miskin, seperti perilaku malas bekerja, rendahnya kreativitas dan tidak
ada keinginan hidup untuk maju.
Bersama
LKP dalam karya nyata ini berjalan waktu diharapkan bisa memberikan angin
segara untuk peningkatan kapasitas berwirausaha dan memiliki keterampilan untuk
bekal berwirausaha.
Lembaga
Kursus dan keterampilan merupakan instrument atau sarana mengentaskan
pengangguran di buatnya program kursus yang di sesuaikan dengan kebutuhan dunia
kerja atau untuk wirausaha pemula.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Prosedur
Kegiatan
Karya
nyata merupakan pengalaman langsung, dimana peserta didik yang diberikan
pelatihan generasi muda atau mahasiswa yang ingin belajar keterampilan khusus
agar siap terjun untuk berwirausaha.
Dalam
penerimaan peserta didik untuk LKP menggunakan konsep SoLoMo atau biasa dikenal
“Social Media,Localize, Mobile”
Social Media ( Social
Media yang Tepat)
Banyaknya
aplikasi social media baik yang gratis atau berbayar seperti Facebook, Twitter,
Path, Instagram, Google + dan lainnya. LKP Topibambu Foundation dengan cara
social media ini dapat menerima peserta didik untuk belajar.
Facebook :
topibambu
Instagram :
Topibambu
Twitter :
Topibambu

Promosi
LKP untuk belajar Menganyam bersamaAustralia Foudation
Localize ( Prilaku Pasar atau
Sasaran)
Untuk
focus pada promosi LKP maka prilaku pasar menjadi target yang mudah terutama
para pelajar atau karyawan yang berminat untuk belajar keterampilan yang sesuai
kebutuhan individu.
Mobile ( Manfaat Teknologi)
Perangkat
smartphone dan pengguna internet sudah hamper 80% dan sudah berbasis Android. Dengan
banyak pekerjaan atau update status, memonitor transaksi atau evaluasi kegiatan
mengggunan system Mobile
2.
Hasil Kegiatan
Kegiatan Lembaga Kursus dan Pelatihan
Topibambu Foundation ini banyak kegiatan yang telah dilakukan karya nyata baik
promosi di surat kabar, Media Online, Radio, TV dan Acara seminar. Berikut
beberapa contoh

Kegiatan Pameran INACRAF Produk LKP

Kegiatan Presetasi Komunitas
dengan Konsep Wirausaha Kerajinan

Pemateri
Wirausaha dari LKP di Jakarta
3.
Dampak Kegiatan LKP Topibambu Foundation
Kegiatan LKP yang focus
bidang kerajinan Bambu, Rotan dan Desain batik memberikan perbedaan dalam
bidang pemberdayaan, khasan, keunikan
dan menghasilkan Produk dan Jasa.
Lembaga Kursus dan
Pelatihan Topibambu ini miliki 3 (tiga) program yaitu
-
Program Kerajinan Bambu
-
Program Kerajinan Rotan
-
Program Desain Batik.
Produk yang saat ini dijual secara online
antara lain adalah Topibambu, tas
dan Kopiah

Topibambu

Tas
Anyaman Bambu

Sajadah
Bambu
Produk Desain dan Fashion Batik :
-
Membatik desain batik lokal Tangerang
-
Motif Ayam Wareng, Rambutan dan kacang
baning


Pemberdayaan
Masyarakat Heritage
Topibambu
Pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan memberikan hasil dalam inovasi produk dan memiliki
nilai jual tinggi setelah jadi anyaman untuk menjadi lembaran bahan baku tas.


Workshop Pembuatan tas Kriya
Anyaman Bambu Pelajar
Hasil kriya untuk pelajar di Jamnas
merupakan pengenalan dan pemanfaatan bambu sebagai Sumber Daya Alam dan untuk
di buat topibambu

Workshop Guru Kewirausahaan
Pelatihan aneka kerajinan untuk mata
pelajaran kewirausahaan yang kami ajarkan untuk guru guru SMK sebagai dasar
untuk bahan ajar muatan lokal
Hasil yang dicapai LKP Topibambu
Foundation adalah
- Memiliki
Produk dan Jasa “ Desain Batik”
- Bekrjasama
dengan STTC Islamic Village
- Bekerjasama
dengan Koperasi dan UMKM Pemda Kabupaten Tangerang
4.
Kendala
yang Dihadapi
Dalam
pelaksanaan dan penerapan sesuai Sumber daya dan mesin produksi untuk desain
dan produksi batik, ada beberapa kendala yang kami hadapi :
1. Minimnya
sosialisasi oleh Pemerintah atau Instansi dunia pendidikan untuk manfaat
lembaga Kursus dan Pelatihan ini, sehingga pelajar yang ingin menjadi peserta didik
tidak dapat informasi.
2. Terkendala
saat pembuatan batik printing apabila ingin mencetak untuk industry batik lokal
khas Tangerang
3. Tinggi
nya biaya untuk mengikuti Uji Kompetensi yang dilakukan Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP)
4. Terbatasnya
anggaran Pemerintah subsidi untuk sarana
dan prasarana yang mendukung
5.
Faktor – Faktor Pendukung
Untuk
menjalankan dan mendapatkan kualitas LKP yang mandiri serta menjadi barometer
bagi LKP lainnya tidak lepas taktik dan strategi agar Sumber Daya Manusia dapat terlaksana untuk menciptakan individu
arau peserta didik untuk berkarakter berwirausaha dan bermanafaat bagi
masyarakat.
LKP
topibambu Foundation telah memiliki Instruktur secara professional dan sesuai
bidangnya.Saran pendukung kami memiliki 2 ruangan ukurannya adalah 5 x 6 dan 3 x3 Meter .


Ruangan LKP 3 x3 Meter Ruangan Galery 6x 6
Meter
6.
Alternatif Pengembangan
Keberadaan LKP
Topibambu Foundation selalu bermitra
baik komunitas perusahaan maupun dengan Pemerintah Daerah dan Kampus - kampus
yang ada di wilayah Kab. Tangerang.
LKP Topibambu ini
mengadakan kerjasama dengan Kampus UMT Tangerang untuk pendidikan Membatik
sebagai bahan ajar untuk matakuliah Kewirausahaan.
Untuk memperluas pasar
pelatihan LKP Topibambu bermitra dengan Akademi Bambu Nusantara (ABN) dan
memberikan pelajaran rekkontruksi social bagi yang ingin bekerja dan belajar
produk bamboo dapat magang di ABN dan pelatihan dengan LKP Topibambu.
LKP Topibambu dalam waktu dekat sedang membuat produk arang
bamboo untuk di buat produk sabun arang bamboo yang dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat umumnya.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari
penjelasan dan uraian di atas dapat di ambil beberapa garis besar atau benang
merah sebagai berikut:
Ø LKP
Topibambu Foundation dapat memberikan hasil berupa keterampilan program kerajinan
dan desain batik yang menciptakan Wirausaha baru atau menjadi karyawan di
perusahaan desain yang kreatif.
Ø LKP
Topibambu Foundation memberikan keterampilan untuk mengangkat Heritage dan
potensi wisata kerajinan untuk menjadi pendapatan Daerah dan menciptakan produk
unggulan daerah yang sudah lama berjalan agar tidak sampai punah.
Ø Untuk
menghasilkan pesrta didik dan siap menjadi wirausaha LKP Topibambu di dukung
oleh tenaga Insruktur yang professional dan program pelatihan yang sesuai yang
di inginkan
2.
Rekomendasi
Karya nyata ini kami harapkan dapat
memberikan rekomendasi kepada pihak pihak terkait dengan memaksimalkan Sumber
Daya Manusia agar terbentuk karakter dan jiwa wirausaha.
1. Pihak
Sekolah agar dapat bekerjasama dengan Lembaga Kursus dan pelatihan dalam usaha
siswa yang ingin mengetahui produk dan kerajinan potensi lokal.
2. Pemerintah
daerah dan mitra terkait agar dapat memberikan informasi keberadaan LKP baik ke
media social maupun pameranpameran yang diadakan.
3. Bagi
guru dan sekolahan yang memiliki pelajaran muatan lokal atau kriya dapat
mengirimkan gurunya untuk belajar di LKP.
Lampiran Lampiran
1.
Digital Enterpreneurship, M. Awaliddin,
Penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama
2.
Rela Kecebur Demi Bebas Nganggur, Dompet
Dhuafa, Institut Kemandirian.
3.
Data Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kab. Tangerang Diskusi
Panel BAPPEDA , 22 Maret 2017 di Saung Mang Engking
4.
Diskusi
program RKPD 2018 , BAPPEDA 20 Maret 2017
5.
Profile Kabupaten Tangerang 2014
6.
Peraturan Mentri Dalam Negeri No.9 Tahun
2014
7.
Undang Undang Desa No.6 Tahun 2014
Comments
Post a Comment